........Selamat Hari Jadi Kab. Nunukan ke 13 tgl 12 Oktober 2012.......

Senin, 26 November 2012

Banana Monorail

Pengangkutan Pisang dari kebun ke tempat pengolahan

Arial Hydraulic Tractors
Sumber foto : http://www.eurasia-con.com/products.html


  • Banana Trolley Hanger Assy. w/ Job Bearing
Sumber foto : http://www.alibaba.com/product-free/122598511/Banana_Trolley_Hanger_Assy_w_Job/showimage.html

Peter Inderbitzen shows where the bananas hang




Sumber foto : http://www.marietta.edu/~biol/costa_rica/tortuguero/tortuguero_tl.htm

















Sumber  Foto : http://www.monorails.org/tmspages/banana.html

 
Sumber foto : http://tmp2.wikia.com/wiki/Automated_Transportation

 
 
Sumber foto :  http://bioweb.wku.edu/faculty/andersland/ots10/banana.html


photo

 Sumber foto : http://www.flickr.com/photos/defunct_process/3844742065/


 

 

 

 

 

 

 

Sumber foto :  http://highhopesgardens.com/blog/2008/02/25/february-25-2008-banana-and-pineapple-production/


KULTUR JARINGAN PISANG Cavendish

KULTUR JARINGAN PISANG Cavendish

Tanaman pisang mempunyai ciri spesifik yang mudah dibedakan dari jenis tanaman lainnya. Tanamannya terdiri dari daun, batang (bonggol), batang semu, bunga, dan buah. Pisang termasuk keluarga musaceae, salah satu anggota ordo scitamineae.
Morfologi tanaman dapat tampak jelas melalui batangnya yang berlapis-lapis. Lapisan ini sebenarnya merupakan dasar dari pelepah daun yang dapat menyimpan air (sukulenta) sehingga lebih tepat disebut batang semu (pseudostem). Daun pisang Cavendish berwarna hijau tua. Lembaran daun (lamina) pisang lebar dengan urat daun utama menonjol berukuran besar sebagai pengembangan dari morfologis lapisan batang semu (gedebog). Batang pisang sesungguhnya terdapat didalam tanah, yaitu yang sering disebut bonggol. Pada sepertiga bagian bonggol sebelah atas terdapat mata calon tumbuh tunas anakan. Bunga pisang yang disebut tongkol yang disebut jantung. Bunga ini muncul dari primordia yang terbentuk pada bonggolnya, perkembangan primordia bunga memanjang keatas hingga menembus inti batang semu dan keluar diujung batang semu tersebut. Panjang Tandan 60 - 100 cm dengan berat 15 - 30 kg. Setiap tandan terdiri dari 8 - 13 sisiran dan setiap sisiran ada 12 - 22 buah. Daging buah putih kekuningan, rasanya manis agak asam, dan lunak. Kulit buah agak tebal berwarna hijau kekuningan sampai kuning muda halus. Umur panen 3 - 3,5 bulan sejak keluar jantung.
Salah satu tanaman buah-buahan yang diperbanyak secara komersial dengan teknik kultur jaringan adalah pisang. Pisang biasanya diperbanyak secara vegetatif menggunakan anakan atau bonggolnya. Ukuran anakan yang cukup besar menyulitkan transportasi bibit dari satu tempat ke tempat penanamannya. Anakan yang diproduksi oleh satu induk pisang ukuran dan umurnya beragam, sehingga sangat sulit untuk memperoleh anakan berukuran seragam dalam jumlah memadai untuk perkebunan pisang secara komersial.
Perbanyakan klonal pisang dengan teknik kultur jaringan dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Metode dan tahapan perbanyakan yang digunakan untuk perbanyakan klonal pisang ini serupa dengan metode perbanyakan lainnya. Teknik yang umum digunakan adalah kultur meristem (meristem culture) atau kultur pucuk (shoot culture), selain itu telah dicoba juga untuk mengkulturkan tangkai bunga inflorescence muda pisang. Pisang Cavendish di Indonesia lebih dikenal dengan Pisang Ambon Putih. Perbanyakan tanaman pisang secara kultur jaringan bertujuan untuk mendapatkan bibit bermutu dalam jumlah banyak dan cepat selama kurun waktu tertentu. Ditinjau dari tujuan tersebut maka adanya bibit kultur jaringan akan mampu mendukung pengembangan kebun agribisnis dalam skala luas. Bibit pisang kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan melalui biakan jaringan (sel meristem) pada media buatan dalam laboratorium (in vitro).
Untuk menghasilkan bibit kultur jaringan yang bermutu, perlu didukung oleh beberapa komponen, yaitu prasarana, bahan kimia untuk pembuatan media, varietas unggul dan tenaga ahli. Prasarana berupa laboratorium yang memenuhi syarat, rumah kaca atau plastik untuk membesarkan bibit yang masih sangat kecil (plantlet), serta peralatan.
Menurut George dan Sherrington (1984) keberhasilan dalam kultur jaringan sangat ditentukan oleh medium yang digunakan. Media yang digunakan untuk perbanyakan klonal pisang ini umumnya adalah media MS. Untuk merangsang pertumbuhan tunas pada eksplan, zat pengatur tumbuh umumnya ditambahkan ke dalam media kultur. Sitokinin BAP (Benzil Amino Purin) umumnya digunakan pada kisaran konsentrasi 3 - 6 ppm tergantung varietas, dengan atau tanpa kombinasi dengan auksin. Keasaman media umumnya adalah 5,5 sampai 6. Inisiasi merupakan proses awal dalam kegiatan kultur jaringan sehingga akan menjadi penentu keberhasilan kultur. Proses pertama dalam inisiasi adalah pengambilan eksplan atau bahan kultur dari lapangan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan sterilisasi eksplan (Anonim, 2002).
Prosedur kerja inisiasi pisang : Sterilisasi di luar Laminar Air Flow Cabinet 1. Cuci dan kupas eksplan pisang di air mengalir sampai bersih 2. Rendam eksplan pisang dalam larutan fungisida dan bakterisida 2 mg/ L selama 1-24 jam Sterilisasi di dalam Laminar Air Flow Cabinet 1. Rendam dalam larutan clorox 30% selama 15 menit, bilas 2x dengan air steril dan kupas 1-2 pelepah 2. Rendam dalam larutan clorox 15% selama 10 menit, bilas 2x dengan air steril dan kupas 1-2 pelepah 3. Kupas sampai sisa 3 daun pelepah ukuran 1,5x1,5 cm 4. Celup dalam larutan clorox 1% dan tanam di media Lama waktu inisiasi dalam kondisi normal adalah 4 minggu (minimal telah 2x subkultur), selanjutnya masuk tahap multiplikasi.
Aklimatisasi dilakukan apabila tanaman telah di sub kultur sebanyak 4-5 kali. Akan tetapi, bisa saja dilakukan sebelum 12 kali sub kultur hal ini dikarenakan adanya permintaan pasar yang meningkat. Media aklimatisasi disterilisasi dengan cara pengukusan selama 6 jam, hal ini dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme yang ada pada media aklimatisasi sehingga pada saat planlet ditanam di media tersebut tidak akan terkena bakteri/ atau jamur. Selain itu juga, media disemprot terlebih dahulu dengan larutan bakterisida sehari sebelum media digunakan hal ini bertujuan untuk menghindari adanya bakteri-bakteri yang tumbuh dan berkembang pada media selama media disimpan. Aklimatisasi dilakukan selama 4 minggu di dalam sungkup untuk mendapatkan tanaman yang siap di pindah ke lapangan terbuka.
Pustaka Anonim, 2003. Berkebun Pisang Secara Intensif. Redaksi Trubus, Penebar Swadaya. Jakarta. Gunawan. L. W, 1992. Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB Bogor. Sutahu suyanti, B. Sc, 2004. Budidaya, Pengolahan dan Prospek Pasar. Penenbar Swadaya, Jakarta.
Sumber : http://kultur-jaringan.blogspot.com/2009/10/kultur-jaringan-pisang-cavendish.html

Bibit Kuljar Pisang Cavendish


Satu Tandan Bisa Hasilkan 13 Sisir Pisang
 

Pisang Cavendish merupakan jenis pisang kualitas terbaik yang banyak dijual di supermarket lokal, bahkan internasional. Dengan penampilan yang begitu cantik, pisang yang pembibitannya menerapkan sistem kultur jaringan (kuljar) ini memiliki daya tawar yang tinggi. Bagaimana proses pembiakannya?


Laporan Nurlaila Yanti, BANDARLAMPUNG

BIBIT pisang kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan melalui proses pembiakan jaringan (sel meristematis) pada media buatan dalam laboratorium (in vitro). Dan kuljar tanaman adalah teknik budi daya sel, jaringan, serta organ tanaman dalam suatu lingkungan yang terkendali dan dalam keadaan bebas mikroorganisme.

Riset and Development (RnD) PT Nusantara Tropical Farm Lampung Kristian Joko Hartono menjelaskan bahwa pembibitan atau pembiakan pisang dengan kuljar dilakukan dengan sistem pembelahan dari inti tunas.

    ’’Kita ambil satu inti tunas yang kemudian dibagi menjadi empat bagian. Setelah itu dibuat anakan-anakan baru. Begitu seterusnya,’’ ungkapnya di sela-sela Saburai Agro Expo (SAE) 2011 kemarin.
Sehingga dalam waktu setahun, bibit yang dihasilkan dengan sistem kuljar bisa mencapai ribuan pohon.

’’Karena proses pembiakan dilakukan dengan teknologi pertanian canggih. Sehingga yang melakukannya pun harus SDM yang memiliki ilmu di bidang itu serta ditunjang peralatan yang memadai,’’ paparnya.

Adapun  langkah awal pembiakan adalah dengan melakukan sterilisasi alat yang digunakan. Seperti laminar air flow (LAF) yang dipakai untuk menabur, destilator untuk menyuling air, serta sterilisasi peralatan lainnya.

’’Setelah proses sterilisasi peralatan, baru dibuat media berupa medium murashige dan skoog (MS) yang mempunyai konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+,’’ terang Kristian.

Kemudian dilanjutkan persiapan eksplan dengan memilih tunas dari induk yang sehat. Setelah proses eksplan selesai, dilanjutkan dengan proses memindahkan eksplan ke dalam media yang baru. Tujuannya agar eksplan tersebut tidak tumbuh berdesakan serta tak kekurangan unsur hara dan pertumbuhannya seragam.

’’Proses ini dinamakan sebagai subkultur,’’ jelasnya sembari menerangkan bahwa subkultur itu dapat dikembangkan lagi ke dalam media MS yang baru sebanyak 5-6 generasi. Subkultur yang telah tumbuh akarnya dapat disebut bibit kecil (plantlet).

Setelah itu, lanjut Kristian, dilakukan proses aklimatisasi. Seperti mengeluarkan plantlet dari botol, membersihkan, serta memindahkan bibit ke dalam polibag selama kurang lebih lima minggu dan selanjutnya bibit siap ditanam di lapangan.

’’Dengan proses kuljar, dari proses pembiakan sampai panen hanya dibutuhkan waktu satu tahun,’’ jelasnya.

Pisang Cavendish mempunyai tinggi batang 2,5-3 meter. Dengan warna hijau kehitaman dan daun hijau tua. Panjang tandan 60-100 cm dengan berat 15-30 kg. Setiap tandannya terdiri 8-13 sisir, di mana setiap sisir ada 12-22 buah. Daging buah putih kekuningan, rasanya manis agak asam, dan lunak. Kulit buah agak tebal berwarna hijau kekuningan sampai kuning muda halus. Umur panen 3-3,5 bulan sejak keluar jantung.

Diakuinya bahwa saat ini permintaan buah pisang untuk kebutuhan lokal maupun ekspor meningkat. Hal itu yang kemudian mendorong perusahaannya untuk menghasilkan buah pisang dengan kualitas yang baik. ’’Sampai saat ini, perusahaan kami yang menjadi pemasok buah pisang di supermarket-supermarket, bahkan juga diekspor,’’ pungkasnya. (c1/adi)

Sumber : http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/metropolis/42784-melihat-pembibitan-pisang-cavendish-dengan-sistem-kuljar

Jumat, 01 Juni 2012

Analisa Usaha Tani Pisang di Malaysia

Cashflow of BANANA

BANANA or Pisang (Musa spp) are popular fruit grown among local farmers as commercial crop and inter crop for new rehabilitation area of oil palm and rubber area. Total banana production area in 2009 was 29,790 hectare with annual production of 295,630 metric ton. 
 
The popular variety of banana in Malaysia was Pisang Mas, Pisang Rastali, Pisang Cavendish and Pisang Berangan. The most area planting banana was Daerah Batu Pahat Johor (1,660 ha), Daerah Pontian Johor (1,653 ha) and Daerah Muar Johor (1,532 ha). 
 
This article discuss about cashflow of banana in Malaysia in 2010 based on my study mid June this year.

BANANA VARIETY : PISANG BERANGAN
PLANTING DISTANCE : 3.0 METER X 3.0 METER

PLANTING DENSITY : 1,100 TREE/HA
FARM SIZE (Hectare) : 1.00
CASHFLOW PERIOD : 3 year

I. CASH IN FLOW

1. Production of banana (kg/ha) = 52,000 KG
2. Gross farm income @ RM 1.15/kg = RM 59,800.00

II CASH OUT FLOW
A. Initial development cost

1) Land clearing = RM 2,000.00
2) Ploughing = RM 1,000.00
3) Planting @ RM3.00/tree = RM 3,630.00
4) Drainage system = RM 1,200.00
Sub total 1 = RM 7,830.00
B. Cost of Input1) Seedling @ RM1.60/unit = RM 2,816.00
2) Fertilizer for Banana (6 type):
~ CIRP = RM 152.00
~ NPK 15:15:15 = RM 9,172.80
~ NPK 12:12:17:2+TE = RM 1,430.00
~ GML = RM 449.40
~ NPK 8:8:8 (humic) = RM 322.50
~ MOP = RM 700.00

4) Weedicide = RM 936.00
5) Pesticide = RM 858.00
7) Fungicide = RM 858.00
6) Furadan = RM 340.00
8) Plastic wrappers = RM 400.00
9) Support post = RM 1,600.00
10) Tools and others = RM 500.00
Subtotal 2 = RM 20,534.80
C. Cost of Labor

1) Manuring = RM 1,110.00
2) Support system = RM 480.00
3) Pest & Disease Control = RM 720.00
4) Weed Control= RM 480.00
5) Pruning = RM 900.00
6) Removal of suckers = RM 420.00
7) Harvesting = RM 10,400.00
8) Fruit wrapping = RM 330.00
Subtotal 3 = RM 14,840.00


D. Miscellaneous costs

1) Fuel= RM 3,780.00
2) Land Tax/rent @ RM500/ha = RM 1,500.00
Subtotal 4 = RM 5,280.00



III. CASHFLOW ANALYSIS
Main Cost (1,2,3,4) = RM 48,484.80
Extra costs ( 5%) = RM 2,424.20
Total Costs Of Production = RM 50,909.00
Gross Farm Income = RM 59,800.00
Nett Farm Income = RM 8,891.00
Nett Farm Income/year = RM 2,963.70
Nett Farm Income/ Month = RM 247.00
Benefit Cost Ratio = RM 1.17
Breakeven Point (RM/KG) = RM 0.98



By, 

M Anem
Muar
Johore
 
Sumber : http://animagro.blogspot.com/search/label/Cashflow%20of%20BANANA

Kamis, 31 Mei 2012

Pisang Cavendish

Pisang Cavendish

 

Pisang Cavendish
1 Karton ± 13 Kg

Asal Negara :
- Indonesia
- Philipina
- Malaysia

Buah pisang mempunyai segudang manfaat selain sebagai makanan tiap hari, tetapi juga untuk kesehatan serta di dunia kecantikan. Ada sih kegunaan yang lain dari khasiat buah pisang. Tetapi anda harus mengetahui terlebih dahulu mengenaikandungan zat di dalam buah pisang ini, yakni karbohidrat 25,8 mg, lemak 0,2 gram, kalori 99, protein 1,2 gram, kalsium 8 mg, serat 0,7 gram, besi 0,5 mg, fosfor 28 mg, vitamin A 44 RE, vitamin B 0,08 mg, vitamin C 3 mg dan air 72 gram.

Sumber:omdimas.com

Sumber : http://segarabadi.blogspot.com/2010/10/pisang.html

Selasa, 29 Mei 2012

PT. Nusantara Tropical Fruit targetkan produksi pisang Cavendish 5 juta karton per hari


PT. Nusantara Tropical Fruit

NTF was originally established as a joint venture company between the Gunung Sewu Group and Del Monte Fresh Produce, whose shares were later bought out by the Gunung Sewu Group in 1996. NTF cultivates Cavendish bananas in its 2,000-hectare commercial scale plantation in Way Jepara, Lampung Province, South Sumatra.

NTF's markets are domestic and export, mainly to the Middle East. NTF's sales and distribution are handled by its sister company, PT Sewu Segar Nusatara (SSN).

Sumber : http://www.gunungsewu.com/NTF.htm

Senin, 28 Mei 2012

Formulasi strategis Perusahaan Agribisnis Pisang Cavendish Pada PT Nusantara Tropical Fruit

Formulasi strategis Perusahaan Agribisnis Pisang Cavendish Pada PT Nusantara Tropical Fruit

., Mesra B. (2002) Formulasi strategis Perusahaan Agribisnis Pisang Cavendish Pada PT Nusantara Tropical Fruit. Masters thesis, Institut Pertanian Bogor.

Abstract

MESRA B, 2002. Formulasi strategis Perusahaan Agribisnis Pisang Cavendish Pada PT Nusantara Tropical Fruit. Di bawah bimbingan ARIEF DARYANTO dan AGUS MAULANA. 
Pisang Cavendish dengan merk Sunpride adalah komoditi yang dihasilkan oleh PT Nusantara Tropical Fruit yang merupakan perkebunan pisang terbesar di Indonesia. Perusahaan berdiri tahun 1992 dan langsung mengekspor hasil produksinya ke beberapa negara yang bekerja sama dengan Del Monte, perusahaan consumers goods tingkat dunia sampai akhir tahun 2000. 
Awal tahun 2001 perusahaan untuk sementara beralih ke pasar lokal karena adanya penurunan produksi. Berpindahnya perusahaan untuk sementara ke pasar lokal merupakan suatu bukti kalau perusahaan menghadapi beberapa kendala. Kendala bagi perusahaan bisa datang dari luar maupun dari dalam perusahaan sendiri. 
Dari luar perusahaan seperti adanya produk substitusi yang dapat mengancam keberadaan buah pisang sedangkan dari dalam perusahaan berupa masalah SDM dan masalah produksi. Untuk mengantisipasi pemasalahan di atas maka perusahaan perlu menetapkan strategi yang akan diterapkan di masa yang akan datang dengan melihat faktor-faktor eksternal dan internal yang turut mempengaruhinya. 
Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan maka penelitian ini bertujuan untuk: (a) mengidentifikasi strategi yang telah dilaksanakaan oleh perusahaan selama ini, (b) mengidentifikasi faktor-fakor yang mempengaruhi strategi perusahaan baik internal maupun ekternal dan (c) memilih strategi yang paling cocok diterapkan oleh perusahaan. 
Metode yang digunakan dalanl penelitian ini adalah metode deskriptif berupa studi kasus dengan cara mengumpulkan data untuk menjawab permasalahan yang ada. Data yang diambil terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif dan sumber data berasal dari dalanl maupun dari luar perusahaan. 
Alat analisis yang digunakan untuk menjawab dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan menggunakan nletode perbandingan eksponensial (MPE), matriks internal factor evaluation (IFE) dan matriks external factor evaluation (EFE) yang merupakan tahap pertama. Tahap kedua dengan menggunakan alat analisa SWOT matriks dan tahap ketiga dengan menggunakan alat analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). 
Adapun peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah: (a) perdagangan bebas dan globalisasi, (b) diversifikasi untuk produk olahan. (c) konsumsi masyarakat yang terus meningkat (d) kebijakan pemerintah yang mendukung sektor agribisnis (e) potensi sumberdaya alam yang luas dan (f) perkembangan teknologi. Sedanglean ancaman yang harus diantisipasi adalah (a) keamanan yang kurang terjaga, (b) ancaman produk substitusi, (c) kondisi alam yang tidak dapat dikontrol dan (d) kondisi politik dalam negeri yang tidak menentu. Alat analisa dengan menggunakan EFE matriks menunjukkan perusahaan sedikit kurang bias merespon peluang yang ada dengan total skor yang diperoleh sebesar 2,36 yang berada di bawah rata-rata (2,50). 
IFE matriks menunjukkan posisi perusahaan berada pada posisi yang cukup kuat dengan total skor di atas rata-rata yaitu 2,56 yang berarti perusahaan sudah cukup kuat dalanl dimanfaatkan kekuatan yang ada serta niengatasi kelemahan yang ada. 
Alat analisa SWOT matrik perusahaan memperoleh beberapa alternatif strategi yaitu: strategi SO: (menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi dan strategi pengembangan pasar , strategi WO : (pengembangan dan pelatihan SDM, menciptakan produk turunan dan menciptakan varietas yang tahan terhadap penyakit), strategi ST: (strategi menciptakan teknologi baru (irigasi)) dan strategi WT: (strategi nlenciptakan teknologi baru (irigasi)). 
Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) diperoleh strategi yang menjadi prioritas utama yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan adalah strategi pengembangan dan pelatihan SDM. Setelah penelitian ini dilakukan maka yang perlu disarankan kepada perusahaan adalah perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan kualitas SDM karena SDM merupakan asset yang sangat penting bagi perusahaan. 
Dengan SDM yang berkualitas diharapkan masalah lain dapat diatasi seperti masalah produksi dengan terjangkitnya penyakit pada tanaman, terciptanya teknologi baru berupa sistem irigasi, dapat menciptakan produk turunan dan dapat menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi dan pada akhirnya perusahaan perlu melakukan perluasan/pengembangan pasar ke negara lain yang permintaan pasarnya terhadap pisang cukup tinggi.

Sumber : http://repository.mb.ipb.ac.id/680/