Satu Tandan Bisa Hasilkan 13 Sisir Pisang
Pisang
Cavendish merupakan jenis pisang kualitas terbaik yang banyak dijual di
supermarket lokal, bahkan internasional. Dengan penampilan yang begitu
cantik, pisang yang pembibitannya menerapkan sistem kultur jaringan
(kuljar) ini memiliki daya tawar yang tinggi. Bagaimana proses
pembiakannya?
Laporan Nurlaila Yanti, BANDARLAMPUNG
BIBIT
pisang kultur jaringan adalah bibit yang dihasilkan melalui proses
pembiakan jaringan (sel meristematis) pada media buatan dalam
laboratorium (in vitro). Dan kuljar tanaman adalah teknik budi daya sel,
jaringan, serta organ tanaman dalam suatu lingkungan yang terkendali
dan dalam keadaan bebas mikroorganisme.
Riset and Development
(RnD) PT Nusantara Tropical Farm Lampung Kristian Joko Hartono
menjelaskan bahwa pembibitan atau pembiakan pisang dengan kuljar
dilakukan dengan sistem pembelahan dari inti tunas.
’’Kita
ambil satu inti tunas yang kemudian dibagi menjadi empat bagian. Setelah
itu dibuat anakan-anakan baru. Begitu seterusnya,’’ ungkapnya di
sela-sela Saburai Agro Expo (SAE) 2011 kemarin.
Sehingga dalam
waktu setahun, bibit yang dihasilkan dengan sistem kuljar bisa mencapai
ribuan pohon.
’’Karena proses pembiakan dilakukan dengan teknologi
pertanian canggih. Sehingga yang melakukannya pun harus SDM yang
memiliki ilmu di bidang itu serta ditunjang peralatan yang memadai,’’
paparnya.
Adapun langkah awal pembiakan adalah dengan
melakukan sterilisasi alat yang digunakan. Seperti laminar air flow
(LAF) yang dipakai untuk menabur, destilator untuk menyuling air, serta
sterilisasi peralatan lainnya.
’’Setelah proses sterilisasi
peralatan, baru dibuat media berupa medium murashige dan skoog (MS) yang
mempunyai konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan senyawa N
dalam bentuk NO3- dan NH4+,’’ terang Kristian.
Kemudian
dilanjutkan persiapan eksplan dengan memilih tunas dari induk yang
sehat. Setelah proses eksplan selesai, dilanjutkan dengan proses
memindahkan eksplan ke dalam media yang baru. Tujuannya agar eksplan
tersebut tidak tumbuh berdesakan serta tak kekurangan unsur hara dan
pertumbuhannya seragam.
’’Proses ini dinamakan sebagai
subkultur,’’ jelasnya sembari menerangkan bahwa subkultur itu dapat
dikembangkan lagi ke dalam media MS yang baru sebanyak 5-6 generasi.
Subkultur yang telah tumbuh akarnya dapat disebut bibit kecil
(plantlet).
Setelah itu, lanjut Kristian, dilakukan proses
aklimatisasi. Seperti mengeluarkan plantlet dari botol, membersihkan,
serta memindahkan bibit ke dalam polibag selama kurang lebih lima minggu
dan selanjutnya bibit siap ditanam di lapangan.
’’Dengan proses kuljar, dari proses pembiakan sampai panen hanya dibutuhkan waktu satu tahun,’’ jelasnya.
Pisang Cavendish mempunyai tinggi batang 2,5-3 meter. Dengan warna
hijau kehitaman dan daun hijau tua. Panjang tandan 60-100 cm dengan
berat 15-30 kg. Setiap tandannya terdiri 8-13 sisir, di mana setiap
sisir ada 12-22 buah. Daging buah putih kekuningan, rasanya manis agak
asam, dan lunak. Kulit buah agak tebal berwarna hijau kekuningan sampai
kuning muda halus. Umur panen 3-3,5 bulan sejak keluar jantung.
Diakuinya
bahwa saat ini permintaan buah pisang untuk kebutuhan lokal maupun
ekspor meningkat. Hal itu yang kemudian mendorong perusahaannya untuk
menghasilkan buah pisang dengan kualitas yang baik. ’’Sampai saat ini,
perusahaan kami yang menjadi pemasok buah pisang di
supermarket-supermarket, bahkan juga diekspor,’’ pungkasnya. (c1/adi)
Sumber : http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/metropolis/42784-melihat-pembibitan-pisang-cavendish-dengan-sistem-kuljar