PISANG NANGKA
Deskripsi
Pisang
ini kulit buahnya tetap berwarna hijau walaupun sudah matang. Kulit
buah ini agak tebal. Buahnya berukuran besar, panjangnya dapat mencapai
28 cm. Bentuk buah melengkung. Walaupun berukuran agak besar, pisang -
yang berasal dari Malang,
Jawa Timur, - ini hanya berbobot 150-180 g per buah. Daging buah
berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis sedikit asam dan aroma
harum.
Manfaat
Buahnya
merupakan produk utama pisang. Pisang dimanfaatkan baik dalam keadaan
mentah, maupun dimasak, atau diolah menurut cara-cara tertentu. Pisang
dapat diproses menjadi tepung, kripik, 'puree', bir (Afrika), cuka, atau
didehidrasi. Daun pisang digunakan untuk menggosok lantai, sebagai alas
'kastrol' tempat membuat nasi 'liwet', dan sebagai pembungkus berbagai
makanan. Serat untuk membuat kain dapat diperoleh dari batang semunya.
Bagian-bagian vegetatif beserta buah-buah yang tidak termanfaatkan
digunakan sebagai pakan ternak; bagian-bagian vegetatif itu khusus
dimanfaatkan jika pakan ternak dan air sulit diperoleh (batang semu itu
banyak mengandung air).
Tanaman pisang (atau daun dan buahnya) juga
memegang peranan dalam upacara-upacara adat, misalnya di Indonesia,
untuk upacara pernikahan, ketika mendirikan rumah, dan upacara
keagamaan setempat. Dalam pengobatan, daun pisang yang masih tergulung
digunakan sebagai obat sakit dada dan sebagai tapal dingin untuk kulit
yang bengkak atau lecet. Air yang keluar dari pangkal batang yang
ditusuk digunakan untuk disuntikkan ke dalam saluran kencing untuk
mengobati penyakit raja singa, disentri, dan diare; air ini juga
digunakan untuk menyetop rontoknya rambut dan merangsang pertumbuhan
rambut.
Cairan yang keluar dari akar bersifat anti-demam dan memiliki
daya pemulihan kembali. Dalam bentuk tepung, pisang digunakan dalam
kasus anemia dan casa letih pada umumnya, serta untuk yang kekurangan
gizi. Buah yang belum matang merupakan sebagian dari diet bagi orang
yang menderita penyakit batuk darah (haemoptysis) dan kencing manis.
Dalam keadaan kering, pisang bersifat antisariawan usus. Buah yang
matang sempurna merupakan makanan mewah jika dimakan pagi-pagi sekali.
Tepung yang dibuat dari pisang digunakan untuk gangguan pencernaan yang
disertai perut kembung dan kelebihan asam.
Syarat Tumbuh
Dengan
pertumbuhannya yang sangat cepat dan terus-menerus, yang akan
mengakibatkan hasil yang tinggi, pisang memerlukan tempat tumbuh di
iklim tropik yang hangat dan lembap. Walaupun begitu, pisang ini sangat
menarik sehingga orang menanamnya juga persis di batas daerah
ekologiny4, yang di tempat itu kecepatan tumbuh rata-ratanya hanya dapat
mendukung hasil yang minim saja.
Suhu merupakan faktor utama untuk
pertumbuhan. Di sentra-sentra produksi utamanya suhu udara tidak pernah
turun sampai di bawah 15° C dengan jangka - waktu yang cukup lama; suhu
optimum untuk pertumbuhannya adalah sekitar 27° C, dan suhu maksimumnya
38° C. Di dataran tinggi daerah ekuator, pisang tak dapat tumbuh pada
ketinggian di atas 1600 m dpl.
Kebutuhan akan penyinaran belum dipahami
benar. Kebanyakan pisang tumbuh baik di lahan terbuka, tetapi kelebihan
penyinaran akan menyebabkan terbakar-matahati (sunburn). Dalarn keadaan
cuaca berawan atau di bawah naungan ringan, daur pertumbuhannya sedikit
panjang dan tandannya lebih kecil. Pisang
sangat sensitif terhadap angin
kencang, yang akan merobek-robek daunnya, menyebabkan distorsi tajuk
dan dapat merobohkan pohonnya. - Diperlukan pasokan air yang ajek; untuk
pertumbuhan optimalnya curah hujan hendaknya 200-220 mm, dan kelembapan
tanahnya jangan kurang dari 60-70% dari kapasitas lapangan, jadi
sebagian besar lahan memerlukan pengairan tambahan. Tanah yang paling
baik untuk pertumbuhan pisang adalah tanah liat yang dalam dan gembur,
yang memiliki pengeringan dan aerasi yang baik. Kesuburan yang tinggi
akan sangat menguntungkan dan kandungan bahan organiknya. hendaknya 3%
atau lebih. Tanaman pisang toleran terhadap pH 4,5-7,5.
Pedoman Budidaya
Pisang
umumnya diperbanyak dengan anakan. Anakan yang berdaun pedang-lah yang
lebih disenangi petani, sebab pohon pisang yang berasal dari anakan
demikian akan menghasilkan tandan yang lebih besar pada panen pertamanya
(tanaman induk). Bonggol atau potongan bonggol juga digunakan sebagai
bahan perbanyakan. Bonggol ini biasanya dibelah dua dan direndam dalam
air panas (52° C) atau dalam larutan pestisida untuk membunuh nematoda
dan penggerek penggerek sebelum ditanamkan. Kini telah dikembangkan
kultur jaringan untuk perbanyakan secara cepat, melalui ujung pucuk yang
bebas-penyakit. Cara ini telah dilaksanakan dalam skala komersial,
tetapi adanya mutasi yang tidak dikehendaki menimbulkan kekhawatiran.
Penanaman pada umumnya dilakukan pada awal musim hujan. Bahan
perbanyakan biasanya ditanamkan sedalam 30 cm. Pisang dapat dijadikan
tanaman utama atau tanaman pencampur pada sistem tumpang sari. Pisang
biasanya ditanam sebagai tanaman perawat (nurse drop) untuk tanaman muda
coklat, kopi, lada, dan sebagainya. Juga dapat digunakan sebagai
tanaman sela pada perkebunan karet atau kelapa sawit yang baru dibangun,
atau ditanam di bawah pohon-pohon kelapa yang telah dewasa. Jika
ditanam sebagai tanaman utama, pisang biasanya ditumpangsarikan dengan
tanaman semusim.
Pemeliharaan
Penyiangan
berulang-uiang diperlukan sampai pahon-pohon pisang dapat menaungi dan
menekan gulma. Gulma diberantas dengan cara-cara mekanik (dibabat,
dibajak, - dan sebagainya) atau dengan tangan: Herbisida pratumbuh cukup
efektif, dan jika tanaman telah mencapai tinggi 1,5 m atau lebih, dapat
digunakan herbisida kontak. Pisang memerlukan sejumlah besar hara.
Di
pekarangan pemakaian pupuk kandang dan kompos dianjurkan, yang
dikombinasikan dengan 0,25 kg urea dan kalium nitrat (muriate of potash)
setiap tiga bulan untuk masing-masing rumpun. Pengairan diperlukan di
areal yang memiliki musim kemarau panjang, tetapi juga jika curah
hujannya kurang dari 200-220 mm bulan. Air dapat dialirkan melalui parit
atau disemprotkan; kini pengairan-tetesan (drip irrigation) telah
banyak diterima.
Selama putaran pemangkasan ringan, daun-daun yang layu
dipotong agar diperoleh mulsa dan untuk menghindari sumber infeksi
melalui penyakit-penyakit daun. DI perkebunan skala komersial beberapa
tindakan lain dilakukan untuk rnempertahankan produktivitas yang tinggi
dan untuk menjamin buah berkualitas baik untuk pasatan (ekspor).
Tindakan-tindakan itu mencakup pembuangan anakan, pembuangan
tunggui-tunggul, pemotongan jantung pisang, dan pengurangan tandan buah.
Setiap 6-12 minggu tanaman pisang dibuangi anakannya, hanya
ditinggalkan satu tanaman induk (yang sedang berbuah), satu batang
anakan (yang tertua), dan dalam hal tanaman-sirung (ratoons), satu
tanaman cucu.
Pada kepadatan yang rendah, setiap rumpun dapat berisi 2
batang induk berikut 2 anakannya. Jadi, untuk menghindari berjejalnya
batang, dan untuk mengatur panen yang berurutan dalam setiap rumpun,
satu anakan disisakan pada satu pohon induk setiap 6-10 bulan (atau
lebih untuk daerah beriklun sejuk) untuk menghasilkan tandan berikutnya.
Hanya anakan yang sehat dan tertancap dalam yang boleh disisakan.
Penyangga atau tali dapat memberikan dukungan tambahan bagi tanaman yang
berisi tandan buah; topangan ini akan menghindarkan tanarnan dari
patahnya batang karena keberatan oleh tandan.
Jantung pisang hendaknya
segera dibuang setelah 2 sisir terakhir dari tandan itu muncul. Pada
waktu yang bersamaan, satu atau dua sisir terakhir mungkin perlu dibuang
untuk meningkatkan panjangnya masing-masing buah pisang yang tersisa,
dan tandan itu mungkin perlu dikarungi. Karung itu dapat berupa kantung
plastik yang telah diberi insektisida, maksudnya untuk menghindari
kerusakan oleh serangga, burung, debu, dan sebagainya, dan untuk
menaikkan suhu tandan, memajukan pertumbuhan buah, terutama untuk daerah
beriklim dingin.
Hama dan Penyakit
Sigatoka
kuning atau bercak daun merupakan salah satu penyakit yang paling
berbahaya. Penyakit ini disebabkan oleh Mycosphaerella musicola (tahap
konidiumnya disebut Cercospora musae) yang endemik untuk Asia Tenggara,
dan hanya dijumpai pada pisang. Bercak daun ini menyebabkan kematian
dini sejumlah besar daun pisang, menyebabkan tandan buah mengecil dengan
sedikit sisiran, dan individu buah pisang yang kurang penuh. Penyakit
layu Fusarium atau penyakit Panama disebabkan
, oleh Fusarium oxysporum f. cubense. Penyakit ini berupa jamur tanah
yang meriyerang akar kultivar-kultivar pisang yang rentan, dan menyumbat
sistem pembuluh, sehingga tanaman akan layu. Satu-satunya cara
pemberantasan ialah penghancuran fisik atau kimiawi (herbisida) pada
tanaman yang terserang dan tetangga-tetangganya; lahan hendaknya
dikosongkan dan dipagari, serta dikucilkan dari penanaman dan aliran
pengairan.
Penyakit layu bakteri atau penyakit Moko disebabkan oleh
Pseudomonas solanacearum, dan dapat membunuh pohon pisang yang tersexang
hanya dalam jangka waktu satu-dua minggu. Bakteri ini dapat ditularkan
secara mekanik, tetapi biovar 1-SFS adalah galur yang ditularkan oleh
serangga, dan dianggap sebagai galur yang paling berbahaya.
Pemberantasannya mencakup desinfeksi semua peralatan yang digunakan
dalam berbagai pengolahan pertanian dan penghancuran tanaman yang
terserang, beserta tetangga-tetangganya. Fumigasi dan pengkarantinaan
lahan yang terserang sangat dianjurkan.
Penyakit ini umum,di belahan
bumi barat; di Asia Tenggara hanya ada di Filipina (Mindanao).
Penyakit-penyakit virus mencakup penyakit pucuk menjurai (bunchy top),
mosaik, dan mosaik braktea. Penyakit pucuk menjurai dan penyakit mosaik
ditularkan oleh afid [afid pisang, (Pentalonia nigronervosa),
menyebabkan pucuk pisang menjurai; afid jagung (Rhopalosiphum maidis),
dan afid kapas (Aphis gossypii), kesemuanya itu adalah vektor-vektor
untuk penyakit mosaik]. Pernberantasan penyakit-penyakit ini mencakup
tindakan karantina, pemeriksaan secara teratur dan penghancuran tanaman
yang terserang, penggunaan bahan perbanyakan yang. bebas virus,
pembuangan inang alternatifnya, dan pemberantasan vektor-vektornya.
Serangga hama yang paling berbahaya adalah kumbang penggerek pisang (Cosmopolitis sordidus).Hama ini
berasal dari Asia Tenggara, tetapi telah tersebar ke semua areal
penanaman pisang. Yang paling merusak adalah Iarvanya: larva-larva itu
menggerek bonggol dan menjadi pupa di lorong-lorong yang dibuatnya.
Sebagian besar jaringan bonggol akan rusak, akibatnya akan menurunkan
kemampuan pengambilan air dan hara, juga kemampuan tertancapnya tanaman.
Serangga dewasanya meletakkan telur pada jaringan-jaringan bonggol atau
di sekitarnya.
Langkah pemberantasannya mencakup pencacahan bonggol dan
batang semu agar pembusukan berlangsung lebih cepat, menjerat dan
menangkap serangga-serangga dewasa, menggunakan bahan perbanyakan yang
tidak terserang, merusak tempat berlindung dan tempat makan serangga
dewasa dengan cara menjaga kebersihan lahan di sekitar tanaman, dan
menggunakan insektisida. Dua macam 'thrips' menyerang tanaman pisang.
'Thrips' bunga, "thrips florum, berukuran kecil, dapat memasuki buah
yang sedang berkembang ketika brakteanya masih ada. Serangga ini
bertelur di situ dan memakan buah-buah yang muda, menyebabkan buah
berkulit kasar dan kadang-kadang menjadi pecah-pecah. 'Thrips' merah
karat (Chaetanaphothrips signipennis) memakan bagian-bagian tempat
perlekatan buah pisang pada tandannya, menimbulkan warna
kemerah-merahan. Pemberantasan hama ini
dilakukan dengan insektisida atau pembungkusan tandan; membantu koloni
semut berada di sekitar tempat itu juga dapat bermanfaat.
Nematoda-pelubang (Radopholus similis) adalah jenis nematoda yang paling
merusak. Bercak-bercak atau bintik bintik hitam pada akar menunjukkan
adanya serangan yang kemudian diikuti oleh infeksi jamur. Tanaman yang
terserang hebat hanya tinggal berupa batang berakar busuk, yang mudah
roboh jika telah terbentuk tandan buah. Langkah-langkah pemberantasannya
mencakup pembuangan tanaman yang terserang,
Panen dan Pasca Panen
Panen
Buah pisang dipanen ketika masih mentah. Tingkat kematangan
diperkirakan dari adanya siku-siku pada individu buah; buah yang
penampang melintangnya lebih bulat berarti lebih matang. Sewaktu berat
buah meningkat dengan cepat sejalan dengan menghilangnya siku-siku pada
buah, buah pisang juga menjadi lebih rentan terhadap kerusakan selama
pengangkutan, dan buah itu tidak dapat bertahan lama, karenanya harus
dipetik lebih awal. Untuk memanen pisang diperlukan 2 orang, si pemanen
dan si pengumpul. Si pengumpul menyandang bantalan bahu untuk menahan
jatuhnya tandan setelah si pemanen menusuk batang pisang dengan parang,
sehingga bagian atas pohon beserta tandannya merunduk.
Diperlukan satu
galah bambu untuk menopang tandan sampai menyentuh bantalan di bahu:
Setelah tandan itu merendah dengan cara begitu, si pemanen memotong
gagang tandan dengan menyisakan sebagian gagang yang masih berada pada
tandan, yang digunakan sebagai pegangan. Tandan-tandan itu kemudian
diangkut dengan hati-hati ke ruangan pengepakan melalui sistem kabel
atau dengan gerobak yang ditarik oleh traktor.
Penanganan pasca panen
Tandan yang telah dipanen kemudian dipotong menurut sisiran, dan
bekas-bekas bunga pada sisiran itu dibuangi, sisiran dicuci, disortir,
dan dipak dalarn kotak-kotak karton. Sebagai tambahan, buah pisang itu
diperlakukan dengan fungisida untuk menghindari busuknya sisiran buah
itu.
Daya simpan pisang mentah berkisar antara 21-30 hari pada suhu
13-15° C. Kalsium karbida (CaC2) atau larutan etefon dapat digunakan
untuk mematangkan buah tua-mentah. Pada perlakuan kalsium karbida, buah
pisang dikenai bahan ini selama 24-36 jam dalam sebuah wadah tertutup,
sedangkan pada perlakuan etefon, pencelupan selama 5 menit sudah cukup
efektif.
Pada pengusahaan secara komersial besar-besaran digunakan gas
etilena. Pisang diperlakukan selama 24 jam dalam kamar tertutup yang
berisi etilena dan suhunya dipertahankan 14-18° C. Setiap 24 jam sekali
kamar dibuka untuk ventilasi sampai buah-buah pisang itu mencapai warna
yang disenangi konsumen.
Yang ini di maksud pisang bulerang kah om ?
BalasHapusYang ini di maksud pisang bulerang kah om ?
BalasHapus